Apa itu Kaca? Berawal dari 7 ribuan tahun lalu, kaca merupakan material padat yang transparan dan bening, berbahan utama dari campuran batu pasir kuarsa(silika) yang dileburkan bersama zat-zat kimia.
Tahun 30 SM s/d Abad ke-XVII
Pembuatan kaca bermula dari daerah sekitar Mesopotamia, daerah yang kini telah menjadi bagian Republik Irak yang pada zaman dahulu disebut Mesopotamia. Benda yang terbuat dari kaca bermula dari temuan bersama dengan perhiasan mewah terbuat dari batu berharga dan logam mulia mulia. Kaca itu sendiri mulai digunakan sebagai bahan bangunan sejak kaca lembaran dibuat secara masal di bagian Roma, sekitar pada tahun 30 SM dengan teknik tiup. Bermula kaca lembaran dihasilkan berukuran kecil dengan mutu yang kurang baik, tetapi pada masa itu kaca sudah sangat populer dan menjadi barang yang mewah. Teknik tiup itu sendiri dipakai hingga pada abad XVII, hingga pada akhirnya perkembangan teknologi mulai berkembang pesat menghasilkan kaca lembaran dengan ukuran yang lebih besar.
Abad ke-XX
Pada Abad XX teknik tiup mulai ditinggalkan untuk menghasilkan lembaran kecil, metode terus berkembang, pada masa itu teknik dimana cairan kaca dibakar hingga meleleh yang masih membara hingga ditarik menjadi kaca lembaran, menggunakan sejumlah rol yang ditarik dari tungku peleburan. Namun pada masa itu lembaran kaca yang dihasilkan masih kurang baik hal ini karena lembaran kaca memiliki permukaan yang kurang sehingga menyebabkan distorsi terhadap hasil dari arah pandangan, yang kurang baik untuk kaca-kaca jendela. Untuk mengatasi hal tersebut pekerja memerlukan tahap dimana kaca harus dipoles hingga menjadi rata, halus dan mengkilap, namun membutuhkan waktu proses yang sangat lama dan berharga mahal. Biasanya kaca yang dipoles pada masa itu adalah kaca cermin yang membutuhkan permukaan yang halus, rata dan mengkilap.
Tahun 1959 s/d Sekarang

Pada tahun 1959, Pilkington menciptakan proses baru yang disebut “Float Process” yang menghasilkan kaca bermutu prima dibandingkan proses sebelumnya, proses ini menghasilkan permukaan yang rata dan bebas distorsi. Hingga pada akhirnya proses terus berkembang dan maju di beberapa Negara salah satunya di Negara bagian Asia (Jepang) tepatnya Asahi Glass Co., Ltd yang membuat lembaran kaca dengan teknologi canggih menjadikan lembaran kaca lebih sempurna. Di Indonesia Lembaran kaca mulai dikenalkan melalui PT Asahimas Flat Glass, Tbk sebagai perusahaan industri kaca pertama di Indonesia, yang bekerja sama dengan Rodamas Co,. Ltd

Proses Pengambangan (cairan)

Campuran bahan baku yang dipakai untuk membuat kaca dileburkan di dalam tungku dengan suhu ±1.700°C mengalir di bagian bak dengan campuran timah hingga pada ujung cairan mulai mengental dengan suhu yang lebih rendah yaitu ± 1.100°C, kemudian ditarik keluar dan di dinginkan secara perlahan di dalam terowongan pendingin dengan suhu ± 70°C, hingga pada akhirnya dipotong -potong sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.
Sifat kaca yang telah diproses memiliki permukaan yang rata hingga menghasilkan lembaran kaca bermutu tinggi, permukaan kaca rata , halus dan bebas dari distorsi. Dengan permintaan kaca yang semakin banyak di Indonesia, membuat para industri kaca dituntut untuk membuat kaca yang tidak hanya sekedar sebagai bahan transparan saja, banyak jenis kaca yang telah bermunculan mulai dari kaca yang berwarna, berpola, hingga kaca yang dipakai sebagai pelindung dari hal yang tidak diinginkan, yaitu kaca yang memiliki keamanan tingkat tinggi seperti kaca laminated dan kaca tempered.